2 Cara Praktis Menarik Orang Untuk Membeli

Ada sebuah formula bernama formula for change. Formula perubahan. Perubahan datang dari dissatifaction kali vision plus first step lebih besar dari resistance. Ketidak puasan di kali visi. Cara Praktis Menarik Orang Untuk Membeli

Tambah langkah pertama lebih besar dari perlawanan .Saya jelaskan konsepnya dulu. Anda jalan-jalan di mall dan ada counter minta donasi untuk anak-anak miskin.

Petugasnya menyapa Anda dengan kalimat"Siang bu, mau menyumbang untuk anak-anak miskin?". Biasanya Anda lewat saja. Bayangkan hal yang berbeda.

cara praktis menarik pembeli

2 Cara Praktis Menarik Orang Untuk Membeli


Petugasnya menyapa Anda dengan kalimat "siang, bu. Mau mengurangi kejahatan untuk generasi anak-anak Anda?" hmm... menarik dan Anda bertanya "maksudnya?" dia menjawab "bu, banyak anak-anak miskin yang ngga sekolah.

Kalau mereka di biarkan seperti itu nantinya jadi penjahat, pencopet, preman. Nantinya anak ibu yang bisa jadi korbannya. Ibu mau bantu mengamankan masa depan anak-anak ibu?

Mungkin Anda akan jawab "gimana caranya?"Dia jelaskan paket donasi untuk anak-anak miskin. Biarpun Anda donasi hanya sedikit, paling tidak Anda sudah di yakinkan.

Apa bedanya kedua metode ini? Coba pikirkan yang pertama. Dia langsung ke langkah pertama "ibu mau nyumbang?" Ya nggak lah.

Anda belum sadar kenapa nyumbang itu penting. Sering nggak, kita lihat orang sales yang langsung ngomongin produk Jelasin fitur benefit, so what gituloh?.

Coba kita lihat metode berikutnya. Dia mulai dengan ketakutan dan sekaligus juga visi Mengurangi kejahatan untuk generasi anak-anak Anda. Kejahatan adalah sebuah ketidak puasan atau ketakutan.

Mengurangi adalah sebuah visi dan bukan ke generasi ibu. Tapi, anak-anak ibu. Wah, gimana nggak tambah takut? Terus, dia jelaskan "kalau anak-anak tidak di bantu"anak miskin sekarang akan menjadi preman di kemudian harinya dan anak-anak Anda yang mungkin jadi korbannya
Mau bantu mengamankan masa depan? Ya pastilah.

Baru dia masuk ke langkah pertama. Eh, salah deng. Anda yang nanya gimana Anda bisa bantu?
Hebat ya.

Prospek yang minta di jelaskan caranya untuk di bantu. Kenapa? karena si petugas hanya berkata "Apakah ibu mau bantu mengamankan masa depan" anak-anak ibu? Dia belum ngomong apa-apa.

Otomatis pasti ibunya bilang "gimana caranya?" masa nggak mau sih bantu masa depan anaknya sendiri dan karena prospek menjadi terbuka, paling tidak dia sudah mengerti niat dari servis atau produk Anda. Dia tidak hanya akan pikir "ah, cuman donasi".

Dia mengerti, bahwa dampak dari donasi adalah untuk masa depan anak-anak dia. Produk Anda menjadi berarti. Kemungkinan besar dia akan menyumbang Kalaupun tidak, dia akan tetap ingat Anda dan mungkin memberitahu teman-temannya.

Anda lihat bedanya 2 approach itu. 

Seringkah kita bertemu orang sales yang langsung ke langkah pertama kaya di mangga dua? "kamera bu, diskon" atau di bisnis Anda Mereka sibuk memperkenalkan dirinya,, COACH. Menjelaskan coaching itu apa, bedanya dengan konsultan,

coach itu hebatnya apa. Semua langkah pertama. Kita nggak mulai dari start. Ada video di kantor yang menjelaskan cara menjual ala COACH Tapi, di artikel ini saya hanya ingin mengingatkan ada

cara praktis menarik pembeli


2 tipe cara menjual Cara lama dan cara baru.

Cara lama, orang sales menginvestasikan hanya sedikit waktu untuk membangun relasi dan menggali kebutuhan prospek.

Biasanya kalau minta waktu untuk bicara, mereka bilang "bu, saya minta waktu presentasi untuk produk saya. Bukannya saya mau tahu kebutuhan Anda.

Mereka mengirimkan proposal standart atau brosur di tahap awal. Mereka langsung ke penjelasan produk. Fitur, benefit, presentasi, dan sebagainya, dan biasanya asal sudah closing, klien di lupakan, mereka sibuk cari klien baru.

Tidak ada sistem untuk maintance relationship Bicara baru, orang sales menanyakan banyak hal tentang situasi prospek sekarang.

baca juga : ini dia strategi cerdas meningkatkan penjualan Anda.

Tantangan bisnisnya, visinya- visinya di bisnis mereka juga mengenal kepribadian sang prospek. Personalitynya, karakternya.

Mereka mengirimkan informasi hanya untuk orang yang sudah mulai tertarik dan itupun singkat, padat dan di dahului sebuah surat atau email yang menghubungkan informasi tersebut
dengan tantangan atau visinya si prospek.

Jadi prospek lebih mau baca dan mereka tau bahwa itu relevan. Karena prospeknya semakin interested proses jualan juga tidak lama dan sering kali prospeknya yang menanyakan bagaimana mereka bisa mulai dan setelah mereka menjadi klien mereka terus di maintain dan relasi tetap peka. Akhirnya mereka juga refer temannya.

Komentar

Postingan Populer